PEKAN BUDAYA TIONGHOA YOGYAKARTA 2018
Imlek merupakan
perayaan tahun baru seperti halnya pada perayaan tahun baru masehi atau tahun
baru hijriah dalam umat Islam. Tahun baru untuk warga Tionghoa ini dirayakan
setiap tahunnya, berdasarkan perhitungan kalender tahun China. Pada perayaan
ini banyak sekali tradisi yang dilakukan oleh orang-orang keturunan Tionghoa.
Biasanya mereka melakukan perayaan di rumah kerabat, di restaurant di kelenteng
atau yang lebih meriah di tempat-tempat keramaian. Tidak terkecuali di kota
Yogyakarta. Di jogja sendiri, wisatawan sudah mengerti dimana mereka akan
mengunjungi tempat wisata disaat tahun baru imlek salah satunya adalah Kampung
Pecinan yang sering disebut Kampung Ketandan.
Ketandan
menjadi salah satu objek vital bagi perkembangan perekonomian Kota Yogyakarta
khususnya daerah Malioboro yang menjadi sentra perdagangan kota Yogyakarta.
Lebih dari itu Ketandan sebenarnya menyimpan keunikan sejarah dan arsitekturnya
yang sangat kental muatan Etnis Tionghoa.
Setiap
tahunnya juga Ketandan juga menjadi lokasi vital perayaan Pekan Budaya Tionghoa
Yogyakarta. Berbagai macam jenis budaya tionghoa turut meramaikan perayaan
sepekan tersebut seperti budaya dan makanan khas Tionghoa.
Kue keranjang adalah kue khas
yang selalu disajkan pada saat perayaan imlek. Kue keranjang (ada juga yang
menyebutnya dengan kue ranjang) dalam bahasa mandarin disebut juga dengan Nian
Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti
Kwe, yang diperoleh dari wadah cetakan kue yang berbentuk Keranjang. Kue
ini terbuat dari tepung ketan dan gula yang menjadikan kue keranjang ini
memiliki tekstur yang kenyal dan lengket.
Selain dari makanan salah satu sudut di ketandan turut
memamerkan Wayang Potehi sebagai salah satu karya seni dari Tionghoa. Kata
Potehi sebenarnya berasal dari kata serapan dialek Hokkian, yakni : poo
(artinya kain), tay (artinya kantong), dan hie (artinya wayang). Sedangkan
Wayang Potehi, terdiri dari 2 kata yaitu ‘wayang’ dan ‘potehi’; dari kata
bahasa Indonesia dan dari kata serapan dialek Hokkian.
Bagian pintu
masuk galeri Wayang Potehi menampilkan tokoh-tokoh mitologi dari Tionghoa
seperti Sun Go Kong, Tong Sam Cong dan tokoh-tokoh mitologi lainnya, Senin
(27/2)
|
Pengunjung
galeri Wayang Potehi membaca sedikit sejarah dari masuknya Wayang Potehi ke
Indonesia sebelum berkeliling galeri, Senin (27/2)
|
Di Ketandan sendiri terdapat dua panggung budaya untuk
menyemarakkan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. Panggung timur dipergunakan
untuk perlombaan dan pertunjukkan besar sedangkan panggung barat dipergunakan
untuk bernyanyi komunitas-komunitas.
Suasana
panggung timur Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Senin (27/2). Panggung timur
dipergunakan untuk perlombaan-perlombaan juga sebagai tempat untuk pertunjukkan
besar seperti barongsai.
|
Suasana
panggung barat Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Senin (27/2). Panggung barat
diperuntukkan bagi komunitas-komunitas dan grup band yang ingin menyumbangkan
lagu-lagu.
|
Pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta tahun ini
tak kalah meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Dimulai dari pukul 18.00 WIB
sampai 21.00 WIB, arak-arakan berjalan mulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali
menuju Alun-alun Utara Yogyakarta.
Pekan
Budaya Tionghoa Yogyakarta 2018 berlangsung mulai tanggal 24 Februari 2018 hingga
2 Maret 2018.
Komentar
Posting Komentar