90 MENIT MENUJU LIGA 1


Oleh : Wie Gieung Lintang Herwibowo
-
Rabu, 28 November 2018 hari yang akbar bagi pendukung PSS Sleman, pasalnya pada hari tersebut adalah semifinal liga 2 antara PSS Sleman menjamu lawannya, Kalteng Putra. Saya ingat, hari itu menjadi hari dimana banyak tangisan bercucuran mengingat kerinduan yang begitu dalam dari fans yang merindukan PSS berlaga di kasta tertinggi liga sepakbola Indonesia. Mereka rindu.

Dua hari menjelang hari H, saya membaca di official instagram PSS Sleman, kalau panitia akan mencetak 30.000 tiket demi memenuhi hasrat pendukung PSS yang sedang dalam semangat mengantarkan PSS promosi ke liga 1. Satu hari menjelang digulirnya laga, panitia memberikan pengumuma bahwa penjualan tiket akan dibuka mulai pukul 12.00 WIB. Pada hari H, selepas kuliah saya berangkat menuju maguwoharjo. Ditengah perjalanan saya dikabari teman saya yang sudah berada di stadion bahwa tiket sudah terjual habis. Saya pikir “masa iya ngga ada sisa?”. Dengan keyakinan itu saya melanjutkan perjalanan dengan perasaan agak was-was. Sesampainya di maguwoharjo, ternyata memang tiket sudah habis. Semua loket sudah tutup dan ratusan orang tidak mendapatkan tiket masuk stadion. Kecewa dan panik sebenarnya.

Mulai ketar-ketir, kepikiran mau gimana. Keliling stadion coba cari-cari calo tapi gak dapet juga. Akhirnya daripada sia-sia, saya dan teman menonton pertandingan via layar besar di barat stadion. Karena banyak juga yang milih nonton bareng, kami cari tempat duduk tepat di tengah-tengah kerumunan agar dapet sensasinya. Selama menonton pun kami ngga bisa fokus diem nonton, selalu aja ada rasa pengen ngeluarin kamera dan motret kerumunan ini. 





Banyak peluang demi peluang tercipta, banyak momen demi momen terabadikan.


Pecah telor, gol pertama Gonzales membuat suasanan nobar menjadi lebih hidup karena semua bersuka ria dari muda ke tua dan sebaliknya. 


Babak pertama usai, banyak penonton yang mencoba masuk ke stadion dengan berlari memanfaatkan kelengahan penjagaan. Saya dan teman saya sempat ingin mengikuti mereka masuk ke dalam, namun ternyata gerombolan yang lari-larian tadi turun lagi karena diusir keamanan. Tapi orang-orang tadi ternyata tidak menyerah. Per lima belas menit, sedikit demi sedikit mencoba masuk ke dalam stadion. Tapi niat itu saya urungkan karena saya berpikir belum tentu ada space yang tersisa dan belum tentu saya bisa menonton pertandingan karena saking penuhnya. Akhirnya saya memutuskan untuk masuk di akhir laga saja.
 





Babak kedua dimulai. Melihat seisi stadion membuat koreo bersama rasanya geregetan pengen berada di dalem stadion. Kami akhirnya memilih untuk melipir ke pinggir kerumunan agar nantinya bisa lari ke dalam stadion. 




Tidak lama, Gonzales mencetak gol yang kedua. Suasana semakin tidak terkendali karena banyak yang mencoba menjebol keamanan sayap barat, kami masih mencoba untuk menahan nafsu untuk tidak dulu masuk stadion. Memasuki menit ke 82”, lebih dari seper empat penonton nobar berhasil masuk ke dalam stadion. 

 

Sebelum peluit tanda akhir babak kedua ditiup, supporter yang berada di luar stadion mulai berdiri menyambut PSS Sleman yang akan masuk liga 1. Begitu pluit ditiupkan, luapan sukacita pun mereka curahkan, mulai dari menangis, bersorak, berpelukan, dan banyak dari mereka yang melompat-lompat kegirangan. Mereka bahagia, mimpi mereka yang sudah begitu lama pada akhirnya terwujudkan juga. 



 

Tak lama, kami berlari menuju ke dalam stadion, berharap masih mendapatkan ruang untuk melihat keriuhan di dalam. Sesampainya di pintu masuk stadion ternyata tidak ada celah untuk kami merangsek masuk, kami harus menunggu satu per satu orang keluar agar kami bisa masuk. 




Riuh, ramai, dan teriakan-teriakan untuk kebanggan selalu terucapkan karena rasa bersyukur mereka atas terwujudnya mimpi Super Elja.







90 menit yang mendebaran. Ternyata ngga dapet tiket bukan berarti ngga dapet momen, justru dengan ini saya bisa mendapat momen di dalam dan di luar stadion. Ternyata Tuhan menuntun ke arah yang lebih baik. Karena kalau tadi dapet tiket, berarti hanya bisa meliput keadaan di dalem aja dan ngga tau keadaan di luar.

Saat sedang menulis ini, PSS sedang menjalani debutnya di liga 1. Saya berharap dukungan akan terus mengalir kepada Super Elja seperti saat laga semifinal ini. Ingat, mimpi sudah terwujud. Sekarang tinggal bagaimana menjaganya agara harapan dan cinta tidak hilang dari dada.


Salam.





Komentar

Postingan Populer